. Pada hari ini akan mencoba menceritakan tentang
. Simak kisahnya berikut ini.....
Pada usia 35 tahun, lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu Mekkah dilanda banjir besar hingga meluap ke
Baitul Haram yang dapat meruntuhkan
Ka'bah. Karena peristiwa itu, kaum Quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka'bah, dan yang menjadi arsitek adalah orang romawi bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian
Hajar Aswad, mereka saling berselisih tentang siapa yang meletakan Hajar Aswad di tempat semula, perselisihan ini berlangsung selama 5 hari tanpa adanya keputusan dan bahkan hampir terjadi pertumpahan darah. Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar. Siapa yang pertama kali masuk lewat pintu Masjid, itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad, dan semua sepakat dengan cara ini. Ternyata, Allah SWT menghendaki yang pertama masuk pintu Masjid adalah Rasulullah SAW dan yang berhak memimpin peletakan Hajar Aswab adalah Rasulullah SAW sesuai dengan kesepakatan bersama.
Kaum Quraisy berkumpul untuk meletakan Hajar Aswad. Rasulullah meminta sehelai selendang, dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang setiap ujung selendang tersebut lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah mengambil Hajar Aswad dan meletakannya di tempat semula, akhirnya semua senang karena proses pemindahan berjalan lancar. Lalu mereka menjuluki Rasulullah dengan julukan "
Al-Amin" yang artinya dapat dipercaya.
Rasulullah SAW mempunyai kelebihan dibandingakan manusia biasa pada umumnya. Rasulullah SAW sebagai manusia yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut, akhlaknya bagus, sifatnya mulia, jujur, terjaga jiwanya, terpuji kabaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan Al-Amin dan Rasulullah juga membawa bebannya sendiri, suka memberi kepada orang miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakan kebenaran.
Pada saat Nabi hampir berusia 40 tahun, kesukaannya adalah mengasingkan diri dengan berbekal roti dan pergi ke
Gua Hira di Jabal Nur. Nabi di gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada genap usia 40 tahun. Beliau diangkat menjadi Rasul, Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat Jibril.
Ketika Nabi berada di gua Hira, datang Malaikat Jibril dan memelukNabi sambil berkata "
Bacalah", lalu Nabi menjawab "
Aku tidak dapat membaca". Lalu Malaikat memegangi dan merangkul Nabi hingga sesak, kemudian melepaskannya dan berkata lagi "
Bacalah" Nabi pun menjawab "
Aku tidak bisa membaca". lantas Malaikat memegangi dan merangkulnya lagi untuk yang ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak, kemudian melepaskannya. Lalu Nabi bersedia mengikutinya :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ -١- خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ -٢- اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ -٣- الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ -٤- عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ -٥-
"
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia, yang mengajar dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-'Alaq 96 : 1 - 5).
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar, lalu pulang dan menemui Khadijah (isterinya) untuk meminta diselimuti. Nabi diselimuti hingga tidak lagi menggigil. Tapi karena khawatir akan keadaan Nabi, Khadijah menemui Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Nabi. Waraqah menanggapi "
Maha Suci...Maha Suci...Dia benar-benar Nabi umat ini, katakanlah kepadanya, agar dia berteguh hati.".