Suatu sore
si Kancil berjalan di perbatasan hutan, ia pulang karena sudah puas berkeliling hutan sepanjang hari dan menikmati rumput yang segar yang sebelumnya telah disiram air hujan.
Si Kancil Dan Kuda Yang Sombong
Namun tiba-tiba,
si Kancil melihat seekor kuda yang sedang berlari kencang. Ia berlari melewati si Kancil dan menginjak kubangan yang ada dekat si Kancil, sehingga muncratlah air tersebut mengenai si Kancil.
"
Hei Kuda....!! Kalau lari lihat-lihat dong...!" si Kancil berteriak.
"
Memangnya kenapa..? Ini kan jalan umum....jadi bebas dong...!" ucap si Kuda.
"
Iya.....tapi kamu harus tetap lihat pengguna jalan lainnya, jangan cepat-cepat..! Memangnya ini jalan nenek moyang kamu...!" kata si Kancil.
"
Lho....memang urusanmu apa...? Aku mau lari kencang, mau nggak itu kan hak aku! Apa kamu iri tidak bisa lari secepat aku? Semua hewan juga tahu, kalau akulah hewan tercepat. Singa maupun Harimau, takkan bisa mengalahkan aku. Ha...ha...ha...!!!" ucap si
Kuda dengan sombong.
Si Kancil merasa dihina dan ia memiliki nekat dipikirannya.
"
Siapa bilang aku tak bisa mengalahkanmu? kalau kau berani, yuk kita lomba untuk membuktikannya..!!" ucap si Kancil.
"
Oke...!!! siapa takut...? karena sudah pasti akulah yang akan jadi pemenangnya. Dimana dan kapan lombanya? kamu yang pilih 'Cil....!" kata si Kuda dengan kesombongannya.
"
Besok sore di tengah hutan....Siapa yang lebih dulu sampai di atas bukit....itulah pemenangnya...!!!" jawab si Kancil mantap.
"
Oke....sampai ketemu besok sore....dasar Kancil pecundang....Ha...ha...ha...!!!" ucap si Kuda.
Besoknya, pagi-pagi sekali si Kancil datang ke hutan. Dia berlatih dan berusaha mempelajari medan perlombaan. Berbeda dengan si Kuda yang hanya bermalas-malasan dan tidur seharian, karena si Kuda yakin bahwa dirinyalah yang akan menang.
Waktu sorepun tiba, si Kuda datang bersama teman-temannya dengan tujuan untuk mengejek si Kancil jika ia menang. Namun, teman-teman si Kancil pun datang untuk memberikan dukungan kepada si Kancil.
Tibalah perlombaan itu dimulai. Dan dengan kecepatan si Kuda pun memimpin diawal pertandingan. Namun keadaan berubah setelah mereka sampai di tengah-tengah perjalanan. Jalanan yang penuh dengan semak belukar dan juga ranting, membuat si Kuda sulit berlari dan jadi lambat. Sedangkan si Kancil tidak kesusahan karena ia sudah berlatih dan mempelajari medan perlombaan.
Si Kancil berlari dengan cepat dan lincah, ia menerobos setiap semak belukar dan menghindari ranting dengan mudah. Hingga akhirnya si Kancil pun memenangkan perlombaan itu. Semua itu ia hasilkan karena semangat dan kegigihannya dalam berlatih.
Si Kuda pun tertunduk malu karena kalah oleh si Kancil dan karena kata-katanya yang sombong. Sejak saat itu
si Kuda tidak berani berkata sombong lagi.
- T A M A T -