. Berikut kisahnya...
Kisah Nabi Muhammad SAW 7 Hari Sebelum Wafat
Ahad, 4 Rabi'ul Awwal 11 H (seminggu sebelum beliau wafat).
Rasulullah SAW, baru saja kembali dari ziarah makam para sahabat (baqi'), ketika Jibril menemui Beliau dan mengajukan dua pilihan. "
Apakah Rasulullah menginginkan dunia dan segala isi kandungannya, atau bertemu Allah SWT?" Dan Rasulullah SAW memilih pilihan yang kedua.
Setibanya di rumah, Aisyah ra, menyambut Rasulullah seraya berkata : "
Wahai Rasul, kepalaku pusing ". Rasulullah pun tersenyum, "Demi Allah wahai isteriku, kepalaku juga pusing sekali". Lalu Rasulullah bertanya kepada Aisyah sambil bersenda gurau "
Apa yang menjadi beban pikiran, bila engkau meninggal duluan sebelum aku?" Sambil bersenda mesra Aisyah menjawab : "
Demi Allah, jika demikian wahai Rasulullah. Engkau tinggal kembali ke isteri-isterimu yang lain." Rasulullah tersenyum mendengar jawaban Aisyah, dan Beliau tidur pada malam itu dalam keadaan sakit. Inilah permulaan sakit Rasulullah yang menyebabkan wafatnya Beliau.
Rabu, 7 Rabi'ul Awwal 11 H (lima hari sebelum wafat).
Seperti biasa, Rasulullah mengunjungi isteri-isterinya secara bergilir. Dan setibanya di rumah Maimunah ra, sakit Beliau tiba-tiba parah. Lalu Rasulullah memanggil isteri-isterinya untuk berkumpul dan meminta izin agar boleh dirawat dirumah Aisyah ra. Keadaan Rasulullah semakin parah, Beliau terpaksa di papah oleh Fadhil bin Abbas dan Ali bin Abi Thalib menuju ke rumah Aisyah, sedang kedua kaki Beliau sudah tidak boleh menapak tanah.
Kamis, 8 Rabi'ul Awwal 11 H (empat hari sebelum wafat).
Rasulullah meminta dibawakan untuknya tujuh bejana berisi air dari tujuh telaga yang berbeda. Dalam posisi duduk, Rasulullah dimandikan dengan air tersebut. Karena merasa pusingnya sudah berkurang, Rasulullah keluar dan berkhutbah dihadapan umatnya. Dan pada hari itu juga, Rasulullah masih sempat shalat maghrib berjamaah bersama para sahabatnya. Itu merupakan khutbah dan Shalat terakhir Beliau bersama para sahabat dan pengikutnya.
Ahad, 11 Rabi'ul Awwal 11 H (sehari menjelang wafat).
Rasulullah membebaskan semua hamba sahayanya dan menghibahkan seluruh peralatan perangnya kepada kaum Muslimin, hingga tidak ada hartanya yang tersisa.
Senin pagi, 12 Rabi'ul Awwal 11 H (hari wafatnya Rasulullah SAW).
Ketika kaum Muslimin sedang menunaikan shalat subuh berjamaah, dan Abu Bakar bertindak sebagai imam. Rasulullah membuka pintu rumahnya yang bersebelahan dengan jamaah shalat. Rasulullah tersenyum melihat para sahabatnya mendirikan shalat. Beliau teringat perjuangan menyebarkan Islam yang telah Beliau tempuh bersama para sahabatnya itu selama 23 tahun.
Abu Bakar dan sebagian jamaah sadar kalau Rasulullah sedang memperhatikan mereka di depan pintu rumahnya. Nyaris saja Abu Bakar melangkah mundur sebagai isyarat agar Rasulullah mengimami mereka. Namun, Rasulullah berkata "
Teruskan shalat kalian...!" Rasulullah tersenyum, dan menutup kembali pintu rumahnya.
Itu adalah kali terakhir, para sahabat melihat Rasulullah sebelum Beliau wafat, dan juga kali terakhir Rasulullah melihat para sahabat, dan saat itu mereka sedang shalat.
Senin waktu dhuha 12 Rabi'ul Awwal 11 H (hari wafatnya Rasullullah SAW).
Fatimah ra, puteri Rasulullah SAW mendatangi Beliau, dan duduk di sebelah kanan Rasulullah "
Selamat datang wahai puteriku...!" sapa Rasulullah. Lalu beliau membisikan sesuatu kepada Fatimah. Seketika Fatimah menangis. Rasulullah membisikan untuk kedua kalinya, dan seketika itu pula Fatimah tertawa.
"
Apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepada kamu?" tanya Aisyah ra.
"Pertama, Rasulullah membisikan kepadaku bahwa '
Malaikat Jibril, biasanya menemuinya sekali dalam setahun untuk membacakan ayat-ayat Al Qur'an. Namun, tahun ini Jibril dua kali menemuinya. Ini mungkin pertanda ajalnya sudah dekat." makanya aku menangis, jawab Fatimah ra. Lalu Fatimah melanjutkan. Yang kedua, Rasulullah menanyakan '
Apa kamu bersedia menjadi yang pertama dari keluargaku yang akan melanjutkan pejuanganku...? Atau bersediakah engkau menjadi ibu bagi orang-orang yang beriman (ummahatulmukminin)?' Dan aku tertawa mendengar pertanyaan itu.
Ini adalah pembicaraan terakhir antara Rasulullah dengan dengan putri tercintanya Fatimah ra.